2

Plant Ramp Rate

Barangkali mungkin banyak dari kita belum mengetahuinya perihal Ramp rate ini. Ramp rate di artikan sebagai kemampuan powerplant dalam menanggung loncatan beban secara cepat. Biasanya di ukur berdasarkan berapa % dari kapasitas pembangkit dan diukur dalam kurun waktu tertentu (biasanya dalam menit). Contoh sebuah pembangkit di ketahui mempunyai ramp rate = 5% per menit ( 5%/minute). Sebuah pembangkit dengan kapasitas 30MW mempunyai ramp rate 5%/minute atau sama dengan 1.5MW/menit.
Dalam perancangan sebuah sistem kelistrikan yang akan di terapkan mesti di sesuaikan karekteristik beban dengan pembangkit yang akan di pasang. Hal ini yang sering kali dilupakan oleh banyak engineer. Sehingga yang kerap terjadi, sisi pembangkit dan beban di buat sendiri2 tanpa salaing di hubungkan. Alhasil, banyak terjadi kasus dimana ketika plant selesai di buat akhirnya sisi pembangkit tidak mampu me-startup beban yang terpasang. Yang akhirnya segala daya baik itu re-design maupun penambahan peralatan pembangkit di lakukan untuk meningkatkan kapasitas unit pembangkit agar dapat menghandle operasi disisi beban.
Ramp rate sangat di pengaruhi oleh berbagai system yang terpasang di dalam pembangkit tersebut. Secara general, pembangkit dengan turbin uap berbahan bakar batu bara mempunyai level ramp rate yang kecil. Karena untuk membangkitkan daya gerak untuk memutar generator di butuhkan proses yang panjang, dari mulai coal feeding ke tungku pembakaran, membakar batu bara, memanaskan air, steam generating, hingga akhirnya steam di semburkan kedalam turbine untuk memutar turbine yang akhirnya generator dapat berputar dan mensupply beban. Lamanya proses steam generating inilah yang menyebabkan response time oleh pembangkit batu bara menjadi lama dan hanya dapat menghasilkan ramp rate yang kecil saja.
Berbeda hal nya dengan pembangkit seperti diesel genset. Dikarenakan proses pembakaran bahan bakarnya begitu cepat, hingga proses men-generate power dapat cepat di hasilkan.
 
Copyright © Jendela Pengetahuan