0

Article Engineering - Electrical Load Classification

Electrical Load Classification

Each Electrical Load may be classified into several different categories for example,
Vital
Essential
Non-essential

Different companies often use their own terminology / terms such as emergency, normal, unmanned and manned operation. In general, there are three ways of considering a load or group of loads.

Vital Loads - Safety of personnel or cause serious damage within the plant if loss of power.
Essential Loads - Loss of the manufactured product (Production @ Economy) if loss of power.
Non-Essential Loads - No effect on safety or production if loss of power.
A vital service is, by definition, a safety matter. Complete redundant of the energy source is required. Vital loads are normally fed from a switchboard /MCC that has one or more dedicated generators and one or more incoming feeders from an upstream switchboard/MCC. These back-up/emergency generators will provide power during the emergency when the main source of power fails. These generators are usually called driven by diesel engines or other generators like TEG, Solar and MTG.

The total power for vital loads is normally small compared to the normal load . The vital load is fed from uninterruptible power supplies (UPS), as AC or DC depending upon the functions needed.

Example of Vital AC Loads
Boiler feedwater supply system
Life support systems
UPS supplies
Emergency lighting and escape lighting
Emergency generator auxiliaries
Helicopter pad lighting
Control room supplies
Vital LV pumps

Example of Vital DC loads
Public address system
Plant alarm systems
System shutdown system
Telemetry systems
Emergency radio supplies
Fire and gas detection system
Navigation aids

An essential supply is, by definition, an economic matter. Therefore the economics of partial or complete duplication of the energy source, of the lines of supply or of the equipment, or the introduction of automatic restarting or changeover facilities etc., shall be evaluated in relation to the consequences of service interruptions.

Example of Essential AC loads
Diesel fuel transfer pumps
Main generator auxiliaries
Main compressor auxiliaries
Main pump auxiliaries
Diesel fire pump auxiliaries
Electric fire pumps
Living quarters
Air compressor
General service water pumps
Fresh water pumps
Equipment room HVAC supplies
Life boat davits
Anti-condensation heaters in
panels and switchboards
Security lighting supplies
Control room supplies
UPS supplies
Radio supplies
Computer supplies
Battery chargers for engine
starting systems
Instrumentation supplies

Example of Non-essential service
Power and lighting supplies to offices, warehouses, residential areas, etc.

All of the vital, essential and non-essential loads can be divided into typically three duty categories:
Continuous duty.
Intermittent duty.
Standby duty (those that are not out of service).

Source: http://www.poweroilandgas.com/2011/07/electrical-load-classification.html
0

Article Engineering - GARDU INDUK

GARDU INDUK


Dalam sistem transmisi tenaga listrik terutama di level tegangan tinggi, terdapat beberapa bagian penting yang mesti kita ketahui.
Peralatan tersebut antara lain adalah jaringan transmisi dan gardu induk.
Jaringan transmisi berperan menyalurkan tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan gardu induk berperan sebagai media swicthing guna memutus hubungkan saluran tenaga listrik.
Komponen gardu induk terdiri dari:
HV Apparatus (circuit breaker, disconnecting switch, earthing switch, lightning arrestor)
Busbar conductor
Rele control dan proteksi
Peralatan penunjang seperti battery & charger, perlatan komunikasi, dll

Berdasarkan pengelompokan, gardu induk dapat di bagi lagi menjadi dua bagian yaitu gardu tipe AIS (Air Insulated Substation) dan GIS (Gas Insulated Substation).

Gardu tipe AIS
Gardu tipe ini adalah gardu dimana peralatan HV apparatusnya terpasang di switchyard (lapangan) dengan isolasi antar fasa berupa udara bebas. Dikarenakan media isolasinya adalah udara maka jarak antar fasa pada busbar, circuit breaker, dan lainnya harus di atur sedemikian rupa sehingga dicapai jarak aman baik induksi antar fasa dengan fasa, fasa dengan tanah, dan bahkan aman untuk operator yang mengoperasikan gardu induk tersebut.
Biasa pada gardu tipe ini lebar jarak per bay adalah 14 meter untuk Gardu 150kV, dan 9 meter untuk gardu 70kV. Untuk gardu 275kV, serta 500kV tentunya akan lebih lebar lagi jarak kolom bay nya.
Dengan demikian maka gardu tipe ini membuatuhkan areal lahan yang cukup luas untuk memasang peralatan HV apparatusnya. Untuk itulah maka, gardu tipe ini tidak cocok di bangun di lokasi perkotaan yang padat.

Gardu tipe GIS
Gardu tipe ini memliki media isolasi berupa gas SF6. Dengan menggunakan media isolasi ini maka, jarak antar fasa baik pada busbar, circuit breaker maupun HV apparatus yg lain menjadi sangat pendek. Sehingga total bentuk dari gardu tipe ini hanya terdiri dari kapsul-kapsul yang tersusun menjadi satu dan tertutup rapi. Luas area yg di butuhkan sangatlah sedikit dan jauh bila dibandingkan dengan gardu tipe AIS.
Gardu ini memiliki tingkat keamanan yang lebih baik, karena semua live part (bagian bertegangan) tertutup rapat sehingga meminimalkan kemungkinan tersengatnya operator pada live part maupun binatang2 seperti tikus & ular yg kerap menjadi biang gangguan hubung singkat. Namun di balik tingkat keandalan serta kemanan yang tinggi, gardu ini tentunya lebih rumit pemasangannya serta biayanya lebi mahal dari tipe AIS. Untuk itulah maka gardu ini hanya dipasang pada daerah perkotaan khususnya daerah komersial seperti hotel, perkantoran dan pusat perbelanjaan.

2

Plant Ramp Rate

Barangkali mungkin banyak dari kita belum mengetahuinya perihal Ramp rate ini. Ramp rate di artikan sebagai kemampuan powerplant dalam menanggung loncatan beban secara cepat. Biasanya di ukur berdasarkan berapa % dari kapasitas pembangkit dan diukur dalam kurun waktu tertentu (biasanya dalam menit). Contoh sebuah pembangkit di ketahui mempunyai ramp rate = 5% per menit ( 5%/minute). Sebuah pembangkit dengan kapasitas 30MW mempunyai ramp rate 5%/minute atau sama dengan 1.5MW/menit.
Dalam perancangan sebuah sistem kelistrikan yang akan di terapkan mesti di sesuaikan karekteristik beban dengan pembangkit yang akan di pasang. Hal ini yang sering kali dilupakan oleh banyak engineer. Sehingga yang kerap terjadi, sisi pembangkit dan beban di buat sendiri2 tanpa salaing di hubungkan. Alhasil, banyak terjadi kasus dimana ketika plant selesai di buat akhirnya sisi pembangkit tidak mampu me-startup beban yang terpasang. Yang akhirnya segala daya baik itu re-design maupun penambahan peralatan pembangkit di lakukan untuk meningkatkan kapasitas unit pembangkit agar dapat menghandle operasi disisi beban.
Ramp rate sangat di pengaruhi oleh berbagai system yang terpasang di dalam pembangkit tersebut. Secara general, pembangkit dengan turbin uap berbahan bakar batu bara mempunyai level ramp rate yang kecil. Karena untuk membangkitkan daya gerak untuk memutar generator di butuhkan proses yang panjang, dari mulai coal feeding ke tungku pembakaran, membakar batu bara, memanaskan air, steam generating, hingga akhirnya steam di semburkan kedalam turbine untuk memutar turbine yang akhirnya generator dapat berputar dan mensupply beban. Lamanya proses steam generating inilah yang menyebabkan response time oleh pembangkit batu bara menjadi lama dan hanya dapat menghasilkan ramp rate yang kecil saja.
Berbeda hal nya dengan pembangkit seperti diesel genset. Dikarenakan proses pembakaran bahan bakarnya begitu cepat, hingga proses men-generate power dapat cepat di hasilkan.
0

Technical Tips! - Mematikan Genset

Sebelum kita mematikan genset, ada baiknya kita membiarkan genset hidup beberapa saat dengan kondisi beban rendah, hal ini dimaksudkan agar sisa karbon pada cylinders, pistons dan valves dapat terbakar habis.
Source: Catterpilar
1
KRITERIA DASAR PEMILIHAN GENERATOR CIRCUIT BREAKER (Part-2)

Rated maximum voltage dari Generator Circuit Breaker adalah tegangan tertinggi (RMS) dari Circuit breaker (CB) dan ini merupakan limit tertinggi dari operasi. Rating tegangan maximum sebanding dengan maksimum tegangan operasi dari generator (atau biasanya sama dengan 1.05 x tegangan generator).
0

KRITERIA DASAR PEMILIHAN GENERATOR CIRCUIT BREAKER (Part-1)

Hello rekan pembaca sekalian,
Kali ini saya akan coba ulas tulisan mengenai hal teknis. Khususnya buat rekan2 electrical engineer, barangkali ini bisa jadi sharing info atau jika rekan lain ada yg bisa memberikan koreksi atau masukan tambahan dengan senang hati penulis akan terima.
Selama ini kita ketahui bahwa peran circuit breaker merupakan komponen penting dalam rangka mengamankan peralatan listrik lainnya seperti trafo, generator, motor, kabel, dan peralatan listrik lain yang terpasang pada sistem transmisi maupun distribusi tenaga listrik.
Kali ini lebih spesifik kita akan coba gali lebih jauh mengenai apa itu generator circuit breaker atau biasa di sebut GCB.
GCB adalah circuit breaker yg terpasang antara generator dan generator transformer.


Jelas sekali bahwa dari namanya CB ini secara lebih spesifik di gunakan untuk keperluan operasional putus hubung generator dengan jaringan dan juga mengamankan baik generator maupun GT dari efek gangguan yang dapat ditimbulkan oleh generator itu sendiri ataupun dari jaringan yang terhubung dengannya.
Dalam merencanakan dan memilih CB yg akan kita gunakan untuk applikasi GCB, kita mesti berhati2 dikarenakan tidak semua CB dapat di applikasikan untuk tujuan tersebut. Level tegangan GCB ini umumnya adalah medium voltage. Hal inilah yg biasanya banyak menjebak sejumlah rekan Electrical Engineer karena dalam proses pemilihannya hanya berpatokan pada rating tegangan, arus dan kA rating. Sehingga kerap kali distribution circuit breaker di applikasikan sebagai GCB.
Dalam proses design kita mesti mengetahui lebih jauh fenomena apa yang mungkin terjadi pada rangkaian tersebut dan persyaratan apa yang mesti di penuhi. Untuk menjawab hal ini tentunya akan lebih mudah jika kita mengacu standar yg berlaku. Buat sebagian rekan mungkin standar yg di pakai adalah IEC. Akan tetapi ternyata dalam proses penelitian dan pembelajaran penulis menemukan bahwa IEC bukanlah standar yg di pakai untuk GCB. Karena IEC hanya menjelaskan CB secara umum tapi tidak khusus untuk GCB. Tersebutlah IEEE atau ANSI C37.013 yang menjadi acuan standarnya.
Didalam IEEE C37.013-1997 disebutkan sejumlah kriteria yang menjadi dasar pemilihannya. Kriteria tersebut antara lain adalah:
a. Rated maximum voltage
b. Power frequency
c. Rated continuous current
d. Rated dielectric strenght
e. Rated short circuit duty cycle
f. Rated interrupting time
g. Rated closing time
h. Rated short circuit current
i. Transient Recovery Voltage (TRV) rating
j. Rated load current switching capabillity
k. Capacitance current switching capabillity
l. Out-of-Phase current switching capability
m. Excitation current switching capability
n. Rated control voltage
o. Rated mechanism fluid operating pressure
p. Name plate marking

Detail penjabaran dari kriteria2 diatas akan penulis jabarkan lebih lanjut pada tulisan berikutnya. Pada saat itulah rekan pembaca akan memahami lebih dalam persyaratan dalam pemilihan GCB ini. Untuk itu jangan bosan melihat tulisan saya atau berkunjung di web/blog terkait.
Demikian salam buat kita semua, dan berhubung masih suasana IEDUL FITHRI maka penulis mengucapkan Mohon Maaf Lahir Dan Bathin, Taqobballallahu minna Waminkum Minal Aidzin Wal Faidzin.

Wassalam,
Sudrajat Aryadi
@sud
1

Bikin hidup lebih hidup

Bikin hidup lebih hidup!!!, itulah sebuah Tag line yang di tampilkan dalam sebuah iklan rokok yang kerap muncul dalam tayangan iklan di TV. Tema yang di angkat oleh sang pencipta iklan ini memang patut di acungi jempol. Tema yang di angkat mencoba men”trigger” setiap individu untuk mampu mesikapi setiap keadaan/kejadian yang kerap tidak menyenangkan. Mencoba berani berdamai dengan keadaan dan justru merubahnya menjadi nilai yang positif. Ya!!! Itulah mestinya semangat yang harus di tanamkan sebagai bekal dalam kehidupan.
Menyadari bahwa kehidupan setiap individu selalu berbeda dan tak selalu menawarkan kenikmatan. Dengan menyadari ketidaknyamanan mungkin saja mampir dalam kehidupan kita maka kita mesti mempersiapkan diri menghadapinya. Dan dengan berbekal sikap positif yang baik maka dalam melihat setiap kesulitan justru menjadi tantangan untuk berupaya mengurai masalah dan merubahnya menjadi hal yang membanggakan.
Saat seseorang terjebak dalam kemiskinan, ia mesti berupaya menyadari dan mensyukuri keadaannya dan tentunya juga tetap berupaya mengubah keadaannya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Bak sampah yang justru di jadikan pupuk untuk tanaman yang akhirnya memunculkan keindahan berupa bunga atau manisnya buah.
Justru kalau kita mau belajar dari para petualang2 hidup senior, malah kita akan mendapati bahwa jalan hidup merekapun ternyata berawal dari “sampa-sampah” kehidupan. Contoh kasus, Andre Wongso yang kita kenal sebagai pembicara dan motivator ternama yang begitu sukses justru ternyata bergelar SDSTT. Apa itu SDSTT? Yaitu Sekolah dasar saja tidak tamat. Lah hari gini SD saja tidak tamat? Apa kata dunia? Ya, itulah fakta!. Dimana dengan kesadaran akan kekuranganya itulah maka sang Andre Wongso berupaya keras mengubahnya menjadi sesuatu yg fenomenal. Dengan semangat dan kepandaian mengubah keadaan akhirnya beliau mampu merubah keadaan. Yang akhirnya kehidupan yang biasa saja dapat berubah menjadi luar biasa. Itulah semangat “bikin hidup lebih hidup”.
Contoh lain adalah Antony Robbin. Beliau hanyalah seorang office boy, yang sadar akan kekurangan dirinya setelah itu berupaya mem-“fine tune” mind set nya sehingga keadaan dan kemiskinan dirinya di rubah menjadi sebuah kekuatan motivasi menggapai sukses karirnya. Tak ayal, artis ternama, mantan presiden Amerika, olah ragawan kelas atas telah menjadi peserta sesi training motivasinya.
Sungguh masih banyak lagi contoh contoh lain yang telah mengukir sejarah dengan upayanya sukses membalikkan keadaan.
Sekarang kembali pada diri kita masing2, apakah kita akan menangisi keadaan yang terjadi pada kita atau justru mampu bersikap ikhlas dan bersemangat mengubah sampah kehidupan menjadi pupuk bagi kesuksesan.
Apapun latar belakang anda, apapun keadaan anda, dan siapapun anda. Positiflah dan bersemangatlah, niscaya hidup menjadi indah dan hidup akan menjadi lebih hidup.

Sang petualang hidup @ Bekasi June 2010.
 
Copyright © Jendela Pengetahuan